Monday 23 April 2012

Cerita Di Suatu Hari

Bonda,
Aku masih ingat kejadian itu
Tika kakiku tidak mampu menapak menuju kearah mu
Hanya mata melotot terbungkam
Melihat semua yang sedang berlaku didepan mata
Ingin aku terus berlari menuju kearahmu bonda
Namun aku hanya mampu berdiri disitu
Dengan nafas yang ditahan-tahan
Persoalanan yang memenuhi minda
Sungguh menyesakkan...

Bonda,
Ketahuilah olehmu betapa pedih hatiku
Tika saat itu harus ku lalui jua
Aku tidak berdaya untuk melihatmu
Ketakutan sedang menyiat-nyiat setiap batang tubuhku
Dari kejauhan disaat kau masih melemparkan senyuman
Aku tidak pernah mengetahui bahkan tidak akan tahu
Saat itu Izrail mengambil nyawamu
Bonda pemergianmu, kematian pertama didepan mataku
Aku terkesima, cuba untuk tidak percaya
Menidakkan kematian Bonda.

Bonda,
Saat itu aku keliru
Diri dirundung kesedihan
Aku masih lagi dalam ketidakpercayaan
Begitu singkat Bonda
Begitu singkat
Bahkan amat singkat.....

Saat batang tubuh ku disapa tiupan angin menderu,
Saat ku lihat awan berarak mendung
Akhirnya aku sedar pemergian Bonda itu satu kebenaran
Alam seolah-olah mengerti saat itu Bonda
Mengerti kesedihan aku...di petang Jumaat itu.....

Abah,
Aku masih ingat tika aidilfitri itu
Kita menyambut dengan riang
Senyum dan tawa menghiasinya
Namun siapa sangka Abah, ini aidilfitri terakhirku bersama mu

Abah,
Siang dan malam aku berdoa
Memohon kesihatan dan kesembuhanmu
Terduduk aku mendengar perkhabaran duka dari sana
Lemah urat sarafku disaat itu
Lelah aku untuk menerimanya Abah
Hanya airmata yang bisa bicara Abah.

Abah,
Berperang perasaan aku
Bila aku mengambil keputusan menyuruh keluarga
Meneruskan pengebumianmu tanpa aku disana
Hiba membanjiri diriku
Namun aku mengerti Abah
Didikan dan pesananmu padaku
"Utamakan yang lebih utama"
Ya, aku harus mengutamakan dirimu daripada diri ku
Aku redha...

Abah,
Saat itu...
Aku tidak mampu menghantar pemergianmu
Hanya doa dari kejauhan yang mampu aku titipkan buatmu

Abah,
Kini...aku datang
Dibawah langit mendung yang seakan-akan turut berduka
Semilir angin, kemboja dan didepan nisanmu
Aku berteleku berdoa untukmu
Menetes airmataku
Mengenang segala salah dan dosaku padamu
Mengenang kisah kita sekeluarga di rumah usang itu

Bonda dan Abah,
Saat pemergian kalian
Ramai orang riuh bercerita
Tentang amal kebaikan kalian
Aku bersyukur pada Tuhan
Namun aku tahu
Bukan pujian manusia yang kalian dambakan
Aku berdoa moga kalian mendapat tempat disisiNya

Bonda dan Abah,
Sesungguhnya pemergian kalian
Mengajar aku untuk menjadi manusia yang lebih baik
Mengajar aku untuk menjadi lebih dewasa
Aku bersyukur kerna dilahirkan menjadi anak Abah dan Bonda
Semoga kalian mendapat rahmat dari Nya.
Al-Fatihah.

Wrote by : Me



Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat). (Surah Ibrahim : Ayat 41).

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...